Logo Adya Foundation

Satu Anak, Satu Buku

Satu Anak, Satu Buku (Sanak Saku)

Survey yang dilakukan Adya Foundation pertengahan tahun 2022 menemukan sebanyak 47% dari 44 orang kota maupun desa di Bali mengungkapkan sulitnya mendapatkan akses buku anak yang menarik. Di desa-desa sendiri, buku anak seolah menjadi fasilitas mewah. Tidak banyak buku maupun variasi buku anak menarik yang dapat diakses oleh anak-anak dari keluarga menengah ke bawah. Padahal buku anak menjadi sarana penting untuk meningkatkan literasi maupun pendidikan anak.

Kesadaran mengenai pentingnya buku ilustrasi penting dalam pendidikan anak diperoleh pendiri Adya ketika masih bekerja sebagai pengajar di desa sekitar tahun 2019. Seorang anak kelas tiga sekolah dasar yang belum mampu membaca, akhirnya sangat menyukai membaca karena menemukan buku-buku bergambar di sebuah pusat belajar. Pada awalnya, ia hanya tertarik melihat gambar-gambar di dalamnya. Secara perlahan, ia belajar mengeja secara sukarela tanpa harus dipaksa, kemudian meminjam buku untuk dibawa pulang. Tidak lebih dari tiga bulan, ia secara mandiri membaca buku-buku ilustrasi anak yang ia sukai. Sayangnya, belum banyak buku ilustrasi yang tersebar di desa-desa. 

Perpustakaan Nasional sendiri mengakui bahwa rasio buku dengan jumlah penduduk di Indonesia memang kurang ideal (https://www.perpusnas.go.id/en/berita/kondisi-darurat-buku-di-indonesia). Buku yang tersedia masih belum sesuai dengan standar UNESCO. Idealnya, setiap orang membaca minimal 3 buku setiap tahun. Akan tetapi, di Indonesia khususnya di desa-desa, orang belum tentu membaca satu buku dalam satu tahun. 

Kondisi tersebut dapat terjadi karena berbagai faktor seperti tidak adanya ketertarikan terhadap topik buku yang tersedia dan ekonomi sehingga tidak ada waktu untuk membaca buku. Selain itu, tidak tersedianya akses buku sesuai kebutuhan juga dapat menjadi salah satu faktornya. Tidak tersedianya akses buku bukan lagi hal mengherankan, mengingat rasio buku di Indonesia sendiri masih kecil yakni 1:90. Dengan kata lain, 90 orang harus mengantri untuk mendapatkan 1 buku. Kecilnya rasio buku ini diungkapkan oleh Kepala Perpustakaan Nasional pada Gemilang Perpustakaan Nasional 2021. 

Kurangnya akses buku ini, berkontribusi terhadap tingkat literasi Indonesia yang berada pada posisi 8 terbawah dari 70 negara. Ini menjadi bukti masih rendahnya budaya literasi di Indonesia. Padahal, kemampuan bangsa menangani persaingan global berbanding lurus dengan tingkat literasinya. Negara-negara dengan budaya literasi tinggi, terbukti lebih mampu menguasai ilmu dan teknologi dan lebih sukses bersaing dalam persaingan pasar maupun ekonomi. 

Berdasarkan fakta-fakta tersebut, Adya Foundation yang menyadari peran penting literasi khususnya akses buku, menginisiasi program pendidikan literasi bagi anak-anak usia 6 – 11 tahun. Program ini bernama Satu Anak, Satu Buku (Sanak Saku).

Nama Satu Anak, Satu Buku diambil dengan semangat memberikan minimal satu buku yang menginspirasi anak-anak desa sehingga mereka terinspirasi membuat 1 buku yang menginspirasi orang lain. Semangat tersebut diwujudkan dengan membagikan buku-buku gratis kepada anak-anak di desa. Akan tetapi, pembagian buku gratis ini tidak hanya dilakukan sekali dan program dianggap selesai. 

Program Sanak Saku diselenggarakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan kesadaran dan keterampilan anak dalam bidang literasi. Untuk menyelenggarakan program ini, ada 6 buku panduan literasi Sanak Saku. Setiap buku panduan tersebut memiliki topik literasi yang berbeda. Topik literasi Sanak Saku diantaranya : 

  1. literasi baca tulis dan numerasi, 
  2. literasi kebudayaan dan kewarganegaraan, 
  3. literasi sains
  4. literasi digital
  5. literasi keuangan
  6. literasi kesehatan mental.


Setiap panduan memiliki 96 modul aktivitas yang dapat diimplementasikan untuk anak-anak usia 6 – 11 tahun. Setiap modul, terintegrasi dengan buku-buku ilustrasi Adya yang dapat menstimulasi kreativitas anak. Buku-buku ilustrasi Adya ini diberikan secara gratis kepada anak-anak desa sehingga mereka minimal memiliki 1 buku ilustrasi Adya yang paling menginspirasi mereka. Untuk memberikan dampak yang maksimal, program ini idealnya diimplementasikan selama 3 – 6 tahun. 

Akan tetapi, komunitas dapat mengajukan diri sebagai mitra Adya Foundation untuk mengimplementasikan kegiatan Sanak Saku selama 1 hari saja. Implementasi kegiatan Sanak Saku sehari ini dapat dirangkaikan dengan hari tertentu seperti hari ulang tahun Adya Foundation, Hari Anak, Hari Pendidikan, Hari Kartini. Silakan hubungi sanaksaku@adyafoundation.org untuk informasi lebih lanjut.

 

Kami percaya pendidikan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo ligula eget dolor. Aenean massa. Cum sociis natoque penatibus et magnis dis parturient montes, nascetur ridiculus mus.
Skip to content